Gambar 7.1 |
Nihilismus (Nihilisme)
adalah suatu aliran didalam filsafat, yang beranggapan bahwa semua yang menjadi
kepercayaan manusia dalam arti yang imateri tidak
terkecuali Tuhan, itu sesungguhnya tidak ada.
Nihilisme bertrujuan untuk mengakhiri apa yang dianggap benar dalam
pemikiran metafisis tradisional karena kebenarannya diperlakukan layaknya
Tuhan. yang mengakibatkan manusia hidup dan bertindak dalam kebenaran metafisis
tradisional yang sesungguhnya bernilai subyektif dan hanyalah sebuah
kekeliruan dari berbagai keyakinan. filsafat Nihilisme dalam hal ini
mencoba menghentikan kekeliruan yang terjadi.
Selain dari buku Also
Sprach Zarathustra, Nihilisme juga muncul dalam buku Der Wille zur
Macht. Disisni Nietzsche mencoba menunjukan bahwa aturan moral yang pernah
dianggap bernilai sekarang sudah pudar dan menuju pada suatu keadaan yang nihil
(kosong) peristiwa krisis ini akan terus menerus berlangsung dan tak
terelakan. Inti dari Nihilisme adalah sebuah renungan
tentang krisis kebudayaan yang terjadi di Eropa pada akhir abad lalu
yang keadaan ini dimaknai sendiri oleh Nietszche bahwa gerak kebudayaan Eropa
menuju pada suatu kekacauan (chaos) yang diakibatkan oleh orang-orang
yang takut untuk merenung dan tidak mampu lagi untuk merenungkan dirinya
sendiri. Inilah yang menjadi salah satu tanda kemunculan Nihilisme. Jadi
penjelasan nihilisme menurut Nietzsche yaitu suatu keadaan tentang masa terjadi
kekacauan dan masyarakat tidak memperbaiki kekacauan tersebut.
Di zaman modern,
nihilisme menjadi kecenderungan baru yang berawal dari psimisme, kemudian
psimisme ini mencapai puncaknya dan berubah menjadi nihilisme di abad
kontemporer. Sebab yang mengakibatkan timbulnya nihilisme ada dua, krisis
kebudayaan Eropa dan Nietzsche dengan pemikirannya merombak sisa
tatanan moral budak. Nietzsche harus dianggap sebagai orang yang mempercepat
proses nihilisme secara radikal dengan alasan karena Nietzsche mempunyai cara
mengatasi nihilisme tapi sebelum cara mengatasi nihilisme di kemukakan, ia
mengawalinya dengan sebuah ucapan “Tuhan telah mati” untuk menyadarkan
orang-orang bahwa segala bentuk jaminan dan kepastian seperti Tuhan yang
diwariskan agama dan bentuk yang lain yaitu ilmu pengetahuan dan
moral telah memudar dan sudah tidak berarti dikalangan masyarakat.
Rumusan Nietzsche tentang runtuhnya dua jaminan kapastian itu hanya
dirangkum dalam kata Tuhan telah mati (Der Gott Ist Tot). Segala
sumber kepastian yang ditandakan dengan Tuhan, sedangkan Tuhan telah
mati maka kepastianpun telah hilang. Manusia akan mulai berpikir
oleh Aforisme ini.
Gambar 7.2 |
Masyarakat harus
menerima Nihilisme untuk mengatasi keadaan yang kacau (chaos). Nihilisme
terbagi menjadi dua , pasif dan aktif. Nihilisme pasif yaitu ketika semua hal
menjadi tidak pasti, semua orang berpikir apapun yang dilakukan setiap individu
tidak menjadi masalah selama apa yang dilakukannya tidak merugikan orang lain
atau massal dalam satu waktu, nihilisme seperti ini merupakan nihilisme yang buruk
(negatif). Sedangkan Nihilisme aktif yaitu bertindak meruntuhkan semua nilai
dan mengadakan perbaikan-perbaikan kepada ilai-nilai. Nihilisme jika ditinjau
dari maknanya ialah runtuhnya nilai-nilai dan makna tertinggi. Apa yang
digemborkan Nietzsche kepada kita ialah suatu ajakan untuk tetap menolak setiap
bentuk Tuhan, yang dengan Tuhan ini orang menjadi terjamin untuk
dapat memahami diri dan dunianya. Dan menolak segala bentuk
Tuhan, tidak mencari penggantinya dalam bentuk apapun,
membiarkan nilai-nilai tertinggi runtuh untuk kemudian membalikkan nilai
masyarakat agar tidak terjebak dalam nihilisme yang pasif.
Nietszche mempunyai
tujuan untuk membalikkan nilai-nilai dan hendak mengadakan penilaian kembali
pada seluruh nilai-nilai yang sudah ada sampai hari ini yang begitu lazim
diberlakukan di masyarakat. Apa yang dicari Nietzsche sesungguhnya ialah cara
untuk dapat berkata “Ya” pada dunia yang kacau (chaos) dan nihil yang
sangat jauh dari kebenaran mutlak atau tata dunia moral, Nietzsche juga tidak
berkeinginan untuk menemukan kebenaran yang akan membuatnya merasa dalam zona
nyaman. Pandangan Nietzsche tentang nilai hnyalah merupakan suatu titik
berangkat dari mencari kebenaran atau nilai-nilai baru dalam usaha
mengevaluasi seluruh nilai. Menurut Nietzsche kita memerlukan nilai-nilai baru,
dan nilai-nilai yang sudah kita miliki harus dilepaskan. Bagi Nietzsche tidak
ada kebenaran absolut dan kebenara semuanya sama. Dan ketika suatu kebenaran
sudah mengarah pada kebenaran absolut, manusia harus meninggalkan kebenaran
itu. Seperti inilah cara Nietzsche mengatasi nihilisme, hanya dengan cara
inilah kita dapat memahami nihilisme dan ini adalah nihilisme aktif.
Untuk itu mari
kita melihat fenomena nihilisme yang terjadi didalam masyarakat kita
agar lebih memahami kekacauan-kekacauan yang terjadi dalam budaya kita dan
berani berkata “Ya” pada kekacauan-kecauan ini dan membalikkan nilai-nilai yang
telah kacau untuk kita perbaiki agar kita tidak terasing dengan budaya dan diri
kita sendiri.
Serambi Falsafah, 1 Februari 2022
Wawan Sutaji
Referensi
Nietzsche,
Wilhelm Friedrich. 2008. Zarathustra. Yogyakarta: Quills Book
Publisher.
Hardiman F. Budi, Filsafat Modern, dari
Machiavelli sampai Nietzsche, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007
Clark, Maudemarie, Nietzsche, on Truth and
Philosophy, Cambridge: Cambridge University Press,1990.
Delauze, Gilles, filsafat Nietzsche, terj.
Basuki Heri Winarno, Yogyakarta: Ikon Teralitera, 2002.
Sunardi, St, Nietzsche, Yogyakarta:
Lkis, cet. VII, 2012
Setyo Wibowo , A., Gaya Filsafat Nietzsche, Yogyakarta:
Galang Press, 2004
Mukhid Abdul, friedrich Nietzsche Roy
Jackson, Narasi, 2020.