Sehimpun Sajak M. Helmy Myghfaza



Gadis Merah Muda

 

Rintik hujan membasahi surau malam itu.

Berdiri seorang lelaki dengan mata yang sayu,

Tubuhnya menggigil, seperti seorang yang malu-malu.

 

Ia tidak sedang menanti-nanti

Hanya sedang mewanti-wanti

Di balik bilik, lelaki itu memuji.

 

rahayulah diriku bersua gadis merah muda itu

Ucapnya

 

2018


Kita, Kata, dan Rupa

 

Kita adalah kata dan rupa

Yang sempat tak berjumpa

Kita adalah kata dan rupa

Yang menunggu bersua

 

Kita adalah kata dan rupa

Yang bersemayam dalam aksara

Kita adalah kata dan rupa

Yang meruah dalam warna

 

Dan,

Kita adalah satu kata, yang tak serupa

 

2018

 

Malam-malam di kebun Pelabuhan Spanyol

 

Malam, musim panas gelap kita, menyederhanakan baunya

Menuju desa; perempuan itu memikul

Senapan berat Negro, menjadi rahasia bagai keringat,

Harum lorongnya berkulit tiram,

 

Batu jeruk emas, kompor semangka.

Berdagang dan rebana menambah panasnya.

 

Panas neraka atau rumah pelacur: menyebrangi Park Street,

Luap ombak sang pelaut, telah usai

 

Bersama laut berfosfor; boiter de nuit

Kelap-kelip bagai kunang-kunang hinggap di rambut tebal sang dara.

 

Dibutakan pijar lampu, ditulikan sirene taksi,

Sang dara mengangkat wajahnya dari rendah, lampu minyak tanah

 

Ke arah bintang-bintang putih, bagai kota-kota, yang menyiarkan neon,

Membakar jalang cita-cita si dara.

 

Bagai sianghari yang mencegah si Indian membelokan gerobak barangnya,

Memancung kelapa menuju rumah.

 

2022

 

Karang

 

Pecahan karang ini menggemakan tangan

Berlekuk.

 

Beratnya untuk lenyak seketika. Bagai batu apung,

seperti dadamu yang menagkup di tanganku.

 

Dingin laut, itulah puting susu yang menusuk bagai pasir,

Pori-porinya, serupa punyamu, berkilau keringat garam,

 

Raga-raga yang hilang mengganti bobotnya

Dan tubuhmu yang lembut, tak dipunyai siapapun,

 

Mencipta tepat kekosongan seperti batu ini

Tergelatk di meja berrak putih

 

Tandamata. Membuatku berani

Menyatakan tangan  yang tak dipunyai seorang kekasih:

 

Sifat dasar tubuh-tubuh lain.

 

2022

 

Pengasingan

 

Berambut angin, terhijab fajar, kau lihat komplotan pengembara dalam geladak

Kapal. Hanya corong yang melenguh, camar mematuk biji-biji sisa dari saluran bajak

Yang tahu bahwa kau belum sampai di Inggris; kau masih di rumah.

 

Bahkan cuaca buruknya adalah sebaris puisi

 

2022

 

Penulis

M. Helmy Myghfaza, Merupakan Presiden Nasional FORMADINA, selain itu Helmy juga merupakan Ketua Kajian PC LAKPESDAM NU Kota Bandung. Kritik dan saran bisa disampaikan melalui akun Instagram dengan nama Fazaisme.

Post a Comment

Previous Post Next Post