Sepintas Tentang Cinta

 


Berbicara cinta, semua orang mungkin pernah merasakan apa itu cinta? Tapi apakah semua orang faham makna cinta? Seberapa pentingnya cinta dalam hidup?

Baik, setiap orang yang pernah merasakan cinta pasti memiliki persepsi sendiri tentang cinta.

Apakah cinta hanya bisa diinterpretasikan melalui kata-kata “aku sayang kamu” atau “aku cinta kamu”? Bukankah Tuhan juga menciptakan kita dengan cinta? Lalu kita dibesarkan oleh orangtua dengan cinta?

Leonardo punya gagasan khusus tentang cinta “Life Without Love is No Life at All” jika hidupmu tidak ada unsur cinta di dalamnya, maka sebenarnya kamu tidak sedang hidup. Cinta adalah unsur yang paling mulia dan fasilitas paling mewah yang Allah berikan kepada manusia , jadi hidup tanpa cinta “is no life at all”.

Manusia yang hidup tanpa cinta maka hidupnya akan dipenuhi pamrih-pamrih, egoisme-egoisme, kepentingan-kepentingan yang akan menjadi sumber segala macam konflik dalam hidup, jadi sebenarnya manusia butuh cinta (bukan budak cinta). Meskipun begitu, semakin dalam rasa cinta maka akan semakin besar rasa sakitnya karena cinta adalah perjuangan dan pengorbanan dan yang pertama dikorbankan adalah ego.

Tapi jika seseorang ingin cerdas dalam bercinta maka “tidak ada yang bisa dicintai atau dibenci sebelum dimengerti”. Seseorang tidak memiliki hak untuk mencintai dan membenci sesuatu kalau dia belum memiliki “pengetahuan” tentang sesuatu tersebut. Jika “pengetahuan” mengenai objek yang semula dia cintai membuat cintanya hilang, maka itu bukan cinta melainkan negosiasi cinta. Karena semakin seseorang sadar dan tahu tentang yang dicintai, maka cintanya akan semakin besar.

Jadi jika kita benar-benar jatuh cinta, seperti apapun dirinya akan kamu terima. Disamping itu cinta juga memiliki responsibility dan care, jika ada sesuatu yang dianggap jelek, maka kamu akan berusaha mengubahnya dalam konteks cinta. Cinta tidak akan berubah jadi benci, jika itu terjadi maka pasti bukan cinta, masih kalkulasi untung rugi. Lalu, seseorang yang jatuh cinta tanpa ilmu, seperti pelaut yang masuk kapal tanpa kompas, maka belajar cara mencintai yang baik juga menjadi hal penting untuk seseorang yang jatuh cinta.

Penulis

Dede Sugiarti, lahir di Karawang 05 Mei 1997. Saat ini aktif di HMM Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dalam bidang Kewirausahaan.

Post a Comment

Previous Post Next Post