Serambi Falsafah - Pengkajian manusia tentang Tuhan, yang hanya
didasarkan atas pengamatan dan pengalaman serta pemikiran manusia, tidak akan
pernah benar. Sebab Tuhan merupakan sesuatu yang ghaib, sehingga informasi
tentang Tuhan yang hanya berasal dari manusia biarpun dinyatakan sebagai hasil
renungan maupun pemikiran rasional, tidak akan benar.
Gambar 1. Allah (Sumber: bincangsyariah.com)
Informasi tentang asal-usul kepercayaan
terhadap Tuhan antara lain tertera dalam QS. Al-Anbiya: 92
“Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua;
agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.”
Ayat tersebut memberi petunjuk kepada manusia
bahwa sebenarnya tidak ada perbedaan konsep tentang ajaran ketuhanan sejak
zaman dahulu hingga sekarang. Melalui Rasul-rasul-Nya, Allah memperkenalkan
dirinya melalui ajaran-Nya, yang dibawa para Rasul, Adam sebagai Rasul pertama
dan Muhammad sebagai terakhir.
Baca Juga: Sehimpun Sajak Bambang Q. Anees -Laut
Jika terjadi perbedaan-perbedaan ajaran
tentang ketuhanan di antara agama-agama adalah karena perbuatan manusia. Ajaran
yang tidak sama dengan konsep ajaran aslinya, merupakan manipulasi dan
kebohongan manusia yang teramat besar.
QS. Al-Maidah:72
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:
"Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih
(sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan
Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka,
tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.”
QS. Al-Ikhlas: 1-4
1. Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha
Esa
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula
diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan Dia".
Dari ungkapan ayat-ayat tersebut, jelas bahwa
Tuhan adalah Allah. Kata Allah adalah nama isim jumid atau personal name.
Merupakan suatu pendapat yang keliru, jika nama Allah diterjemahkan dengan kata
“Tuhan”, karena dianggap sebagai isim musytaq.
Tuhan yang haq dalam konsep al-Qur`an adalah
Allah. Hal ini dinyatakan antara lain dalam QS. Ali Imran ayat 62
“Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada
Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
QS. Shad ayat 35 dan 65
“Ia berkata: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan
anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun
sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi". “Katakanlah (ya
Muhammad): "Sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan, dan
sekali-kali tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa dan Maha Mengalahkan.”
QS. Muhammad ayat 19
“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah
(sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi
(dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat
kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.”
Dalam al-Qur`an diberitahukan pula bahwa
ajaran tentang Tuhan yang diberikan kepada Nabi sebelum Muhammad adalah Tuhan
Allah juga. Perhatikan antara lain QS. Hud ayat 84
“Dan kepada (penduduk) Mad-yan (Kami utus) saudara
mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali
tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan
timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan
sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan
(kiamat)".
QS. al-Maidah ayat 72
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:
"Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih
(sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan
Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka,
tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.”
Tuhan Allah adalah Esa sebagaimana dinyatakan
dalam QS. al-Ankabut ayat 46
“Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan
dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara
mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang
diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu
adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri".
Baca Juga: HERMES
Dengan mengemukakan alasan-alasan tersebut di
atas, maka menurut informasi al-Qur`an, sebutan yang benar bagi Tuhan yang
benar-benar Tuhan adalah sebutan “Allah”, dan kemahaesaan Allah tidak melalui
teori evolusi melainkan melalui wahyu yang datang dari Allah. Hal ini berarti
konsep tauhid telah ada sejak datangnya Rasul Adam di muka bumi. Esa menurut
al-Qur`an adalah esa yang sebenar-benarnya esa, yang tidak berasal dari
bagian-bagian dan tidak pula dapat dibagi menjadi bagian-bagian.
Keesaan Allah adalah mutlak. Ia tidak dapat
didampingi atau disejajarkan dengan yang lain. Sebagai umat Islam, yang
mengikrarkan kalimat syahadat La ilaaha illa Allah harus menempatkan Allah
sebagai prioritas utama dalam setiap tindakan dan ucapannya.
Konsepsi kalimat La ilaaha illa Allah yang
bersumber dari al-Qur`an memberi petunjuk bahwa manusia mempunyai kecenderungan
untuk mencari Tuhan yang lain selain Allah dan hal itu akan kelihatan dalam
sikap dan praktik menjalani kehidupan.